Jumat, 25 Februari 2011

Kajian Akhlaq: Membela Kehormatan Orang Lain

Majlis yang paling mulia adalah majlis dzikir dan ilmu. Sekarang, bagaimana menurutmu bila seorang manusia terpilih dan pembimbing umat maju mengetengahkan pembicaraan dan pengarahan dan bimbingan-nya! Beliau selalu mengoreksi orang yang keliru, meluruskan kesalahan orang yang jahil, memperingatkan orang yang lalai, sama sekali tidak di dapatkan dalam majlis beliau kecuali kebaikan-kebaikan. Hal itu adalah salah satu bukti kesucian majlis dan ketulusan hati beliau.
Beliau selalu menyimak dengan baik dan mendengarkan dengan saksama orang yang berbicara kepada-nya. Akan tetapi beliau tidak mau mendengarkan ghibah (gunjingan) dan tidak rela mendengarkan namimah (hasutan) dan buhtan (tuduhan palsu dan ucapan bohong). Beliau selalu membela kehormatan orang lain. Dari ‘Itban bin Malik Radhiallahu’anhu ia berkata: “Pada sebuah kunjungan, beliau mengerjakan shalat rumah kami. Seusai shalat beliau bertanya: “Di mana gerangan Malik bin Ad-Dukhsyum?” Ada seseorang yang menyahut: “Dia adalah seorang munafik, dia tidak mencintai Alloh dan Rasul-Nya!” Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam segera menegur seraya berkata: “Jangan ucapkan demikian, bukankah kamu mengetahui dia telah mengucapkan kalimat syahadat Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Alloh?” Sesungguhnya Alloh Subhanahu wata’ala telah mengharamkan atas neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Alloh! Sesungguhnya Alloh telah mengharamkan atas Neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Alloh ! (Muttafaq ‘alaih)
Beliau sangat memperingatkan dari persaksian palsu dan perampasan hak! 
Dari Abu Bakar radhillaahu anhu ia berkata bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, yang artinya: “Inginkah aku kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar?” Kami menjawab: “Tentu saja wahai Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam!” Beliau berkata: “Mempersekutukan Alloh , mendurhakai kedua orang tua, lalu beliau bangkit dari sandarannya sambil berkata: “Ketahuilah, berikutnya adalah persaksian palsu!” beliau terus mengulangi ucapan itu sehingga kami berharap beliau menghentikannya.”(Muttafaq ‘alaih)
Meskipun beliau mencintai ‘Aisyah radhiallaahu anha, beliau tetap menyanggah ghibah yang diucapkan istri beliau tercinta itu. beliau jelaskan kepadanya betapa besar bahaya ghibah.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata: “Cukuplah bagimu tentang kekurangan Shafiyyah radhiyallahu ‘anha bahwa dia begini dan begini.” Perawi menjelaskan: Yaitu pendek tubuhnya. Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallamlangsung menegur, yang artinya: “Engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mengotorinya.” (HR: Abu Daud)
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira bagi orang yang membela kehormatan saudaranya (seagama). Beliau bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang membela kehormatan saudara-nya dari perkataan ghibah, niscaya Allah Subhanahu wata’ala akan membebaskannya dari api Neraka.” (HR: Ahmad)
(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com